Mungkin banyak disekitar kita (terutama budaya JAWA) yang mempunyai adat memendam ari-ari bayi yang baru lahir di dekat pintu utama.
Orang tua mempercayai bahwa ari-ari adalah saudara tua si Bayi, kebanyakan setelah dipendam terus dikasih penerangan ( remang-remang ) yang konon bertujuan agar bayi tidak mudah rewel.
Berikut tata cara memendam ari-ari bayi yang baru lahir yang dilakukan sang ayah bayi (menurut dukun bayi setempat ) :
- Berpakaian rapi
- membaca syahadat
- membaca Al-fatehah (bertujuan dimudahkan rezeqi)
- membaca surat AL-Qadar (bertujuan menjadi anak pandai)
- Membaca Ayat Kursi ( agar dijauhkan dari sakit )
- meletakkan ari-ari ( menghadap Qiblat )
sambil mengucapkan =
- hai jabang bayi, siro ojo sugih tangis, siro ojo sugih beko, siro ojo sugih lelewo, siro ojo sugih catur.
Ojo wani-wani marang wong tuo.
Ojo wani-wani marang gurumu
ojo wani-wani marang sedulurmu kabeh - Terus dijawab sendiri "inggih , inggih, inggih..."
Dilanjutkan "Allahu akbar , allohuma sholi'ala sayidina muhammad "
7. Diatas ari-ari dikasih kertas putih (kosong) dan pensil/ballpoint.
8. Segera timbun dengan tanah sampai rapat..
Kira-kira begitu pesan embah dukun bayi ..
Semoga bermanfaat...
Semoga bermanfaat...